Jumat, 17 November 2017

Sistem Ekonomi Syariah

MAKALAH
“SISTEM EKONOMI SYARI’AH”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah:
Bisnis dan management
Dosen Pengampu: Niken Lestari, M.E.I.


Disusun Oleh:
Munfingah (16.21054)



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN
 TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Sistem Ekonomi Syariah”.
Makalah ini telah dibuat dengan diskusi kelompok dan studi pustaka dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih  kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


Kebumen , 17 September 2017


Penulis











DAFTAR ISI
HalamanJudul...........…………………………………………………….………….. 1
Kata Pengantar............................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang.................................................................................................... 4
B.        Rumusan Masalah............................................................................................... 4
C.        Tujuan Penulisan................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A.        Sejarah sistem ekonomi Syariah........................................................................ 6
B.        Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalisme, Sosialisme, dan Komunisme........... 7
C.        Sistem Ekonomi Islam/Syariah.......................................................................... 8
D.        Perbandingan Paradigma sistem ekonomi......................................................... 11
BAB III PENUTUP
A.        Kesimpulan........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah.
Dalam perkembangan globalisasi seperti kita saksikan saat ini ternyata tidak makin mudah menyajikan pemahaman tentang adanya sistem ekonomi Indonesia. Kaum akademisi Indonesia terkesan makin mengagumi globalisasi yang membawa perangai “kemenangan” sistem kapitalisme Barat. Sikap kaum akademisi semacam ini ternyata membawa pengaruh besar terhadap sikap kaum elit politik muda Indonesia, yang mudah menjadi ambivalen terhadap sistem ekonomi Indonesia dan ideologi kerakyatan yang melandasinya.
Pemahaman akan sistem ekonomi Indonesia bahkan mengalami suatu pendangkalan tatkala sistem komunisme Uni Soviet dan Eropa Timur dinyatakan runtuh. Kemudian dari situ ditarik kesimpulan kelewat sederhana bahwa sistem kapitalisme telah memenangkan secara total persaingannya dengan sistem komunisme. Dengan demikian, dari persepsi simplisistik semacam ini, Indonesia pun dianggap perlu berkiblat kepada kapitalisme Barat dengan sistem pasar bebasnya.
Jika kita melihat keadaan sekarang ini, krisis moneter melanda di mana-mana, tak terkecuali di negeri kita tercinta ini. Para ekonom dunia sibuk mencari sebabsebabnya dan berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan perekonomian di negaranya masing-masing. Krisis ekonomi telah menimbulkan banyak kerugian, meningkatnya pengangguran, meningkatnya tindak kejahatan dan sebagainya. Sistem ekonomi kapitalis dengan sistem bunganya diduga sebagai penyebab terjadinya krisis. Sistem ekonomi Islam mulai dilirik sebagai suatu pilihan alternatif, dan diharapkan mampu menjawab tantangan dunia di masa yang akan datang.
Al-Qur'an telah memberikan beberapa contoh tegas mengenai masalah-masalah ekonomi yang menekankan bahwa ekonomi adalah salah satu bidang perhatian Islam. "(Ingatlah) ketika Syu'aib berkata kepada mereka (penduduk Aikah): 'Mengapa kamu tidak bertaqwa?' Sesungguhnya aku adalah seorang rasul yang telah mendapatkan kepercayaan untukmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan ta'atilah aku. Aku sama sekali tidak menuntut upah darimu untuk ajakan ini, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan Penguasa seluruh alam. Tepatilah ketika kamu menakar dan jangan sampai kamu menjadi orang-orang yang merugi. Timbanglah dengan timbangan yang tepat. Jangan kamu rugikan hak-hak orang (lain) dan janganlah berbuat jahat dan menimbulkan kerusakan di muka bumi." (Qs.26:177-183)
B.     Rumusan masalah.
1.      Bagaimana sejarah ekonomi syariah?
2.      Apa pengertian sistem ekonomi Kapitalisme, Sosialisme, dan Komunisme?
3.      Apa itu sistem ekonomi islam?
4.      Apa saja prinsip-prinsip sistem ekonomi islam?
5.      Apa kekurangan dari sistem ekonomi islam?
6.      Bagaimana paradigma sistem ekonomi islam?
C.    Tujuan.
1.      Mengetahui sejarah ekonomi islam.
2.      Mengetahui pengertian sistem ekonomi kpitalisme, sosialisme, dan kominusme.
3.      Mengetahui pengertian sistem ekonomi islam
4.      Mengetahui prinsip-prinsip ekonomi islam.
5.      Mengetahui kekurangan sistem ekonomi islam.
6.      Mengetahui paradigma sistem ekonomi islam.






















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah  ekonomi syari’ah.
Ada tiga sistem ekonomi yang ada di muka bumi ini yaitu Kapitalis, sosialis dan komunisme. Sistem ekonomi tersebut merupakan sistem ekonomi yang berkembang berdasarkan pemikiran barat. Selain itu, tidak ada diantara sistem ekonomi yang ada secara penuh berhasil diterapkan dalam perekonomian di banyak negara. Sistem ekonomi sosialis atau komando hancur dengan bubarnya Uni Soviet. Dengan hancurnya komunisme dan sistem ekonomi sosialis pada awal tahun 90-an membuat sistem kapitalisme disanjung sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang sahih. Tetapi ternyata, sistem ekonomi kapitalis membawa akibat negatif dan lebih buruk, karena banyak negara miskin bertambah miskin dan negara kaya yang jumlahnya relatif sedikit semakin kaya.
Dengan kata lain, kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup orang banyak terutama di negara-negara berkembang. Bahkan menurut Joseph E. Stiglitz (2006) kegagalan ekonomi Amerika dekade 90-an karena keserakahan kapitalisme ini. Ketidakberhasilan secara penuh dari sistem-sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-masing sistem ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan dengan kelebihan masing-masing.
Karena kelemahannya atau kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah yang menyebabkan muncul pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara muslim atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu sistem ekonomi syariah. Negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim mencoba untuk mewujudkan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist, yaitu sistem ekonomi Syariah yang telah berhasil membawa umat muslim pada zaman Rasulullah meningkatkan perekonomian di Zazirah Arab. Dari pemikiran yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist tersebut, saat ini sedang dikembangkan Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah di banyak negara Islam termasuk di Indonesia.
Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari paradigma Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah bukan untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia guna mewujudkan ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi tertinggi. [1]
B.        Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalisme, Sosialisme, dan Komunisme.
1. Sistem Perekonomian / Tata Ekonomi Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara
penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
Ciri-ciri sistem ekonomi kapitalisme berikut ini.
1) Setiap orang bebas memiliki alat-alat produksi.
2) Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan bersaing.
3) Campur tangan pemerintah dibatasi.
4) Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksikan.
5) Harga-harga dibentuk di pasar bebas.
6) Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba serta semua kegiatan ekonomi didorong oleh prinsip laba.
2. Sistem Perekonomian / Tata Ekonomi Sosialisme
Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi
dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya. Dalam sistem ekonomi sosialisme, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku.
3. Sistem Perekonomian / Tata Ekonomi Komunisme
Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah
sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan. Namun tujuan sistem komunis tersebut belum pernah sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak negara yang meninggalkan sistem komunisme tersebut.
Sistem ekonomi sosialis/komunis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara.
2) Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama. Semua perusahaan milik negara sehingga tidak ada perusahaan swasta.
3) Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang ditentukan oleh pemerintah.
4) Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.
5) Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara.
C.        Sistem Ekonomi Islam/Syariah
1. Definisi Sistem Ekonomi Islam/Syariah menurut beberapa Ekonom Islam
- Muhammad Abdul Mannan. "Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam".
- M.M Metwally. "Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti Al Quran,Hadits Nabi,Ijma dan Qiyas".
- Hasanuzzaman. "Ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi dari anjuran dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber daya material sehingga tercipta kepuasan manusia dan memungkinkan mereka menjalankan perintah Allah dan masyarakat".
Deskripsi paling sederhana dari ekonomi islam adalah “sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam, yang keseluruhan nilai tersebut sudah tentun Al-Quran, As-sunah, ijma, dan Qiyas”. Secara umum, lahirnya ide tentang ekonomi islam didasarkan pada pemikiran bahwa sebagai agama yang lengkap dan sempurna, islam tidak hanya memberikan penganutnya aturan-aturan soal kebutuhan dan iman, tetapi juga jawban atas berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.[2]
2. Dasar-dasar sistem ekonomi Islam.
Goenawan Mohammad dalam Ahmad Ramzy Tadjoeddin (1992:61) memberi tawaran berikut:
Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera baik di dunia dan di akhirat,tercapainya pemuasan optimal berbagai kebutuhan baik jasmani maupun rohani secara seimbang, baik perorangan maupun masyarakat.
Hak milik relatif perorangan diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula.
Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlentar.
Dalam harta benda itu terdapat hak untuk orang miskin yang selalu meminta, oleh karena itu harus dinafkahkan sehingga dicapai pembagian rizki.        
Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut dikenakan zakat.
Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba dilarang.
Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerja sama dan yang menjadi ukuran perbedaan adalah prestasi kerja.
3. Prinsip-prinsip dasar ekonomi islam menurut Umer Capra (2001), adalah sebagai berikut:
a. Prinsip tauhid. Tauhid adalah fondasi keimanan islam. Ini bermakna bahwa segala apa yang dialam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh Alloh SWT. Bukan kebetulan dan semua pasti memiliki tujuan. Tujuan inilah yang memberikan signifikasi dan makna pada eksistensi jagad raya, termasuk manusia yang termasuk penghuni didalamnya.
b. Prinsip khilafah. Manusia merupakan khalifah Alloh SWT. Dimuka bumi dibekali dengan perangkat, baik jasmani atau rohani untuk berperan secara efektif sebagai khilafah-Nya. Implikasi prinsip ini adalah: persaudaraan yang universal, seumberdaya adalah amanah, gaya hidup sederhana dan kebebasan manusia.
c. Prinsip keadian. Keadilan adalah salah satu misi utama ajaran islam implikasi dari prinsip ini adalah: 1) pemenuhan kebutuhan pokok manusia; 2) sumber-sumber pendapatan yang halal dan thayyib; 3) distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata; 4) pertumbuhan dan stabilitas.[3]
            4. Kebaikan sistem ekonomi sialam.
a) Nilai-nilai yang tertanam dalam istem ekonomi islam sangatlah kuat sehingga setiap pelaku ekonomi dalam menjalankan aktivitasnya tidak akan pernah melakukan aktivitas perekonomian dengan cara yang penuh itnrik dan tipu daya. Apabila sistem ekonomi konvensional, baik kapitalisme maupun sosialisme menafikan nilai-nilai moral dan agama dalam perekonomian, sistem ekonomi islam memegang nilai-nilai tersebut pada perekonomian.
b) sangat memperhatikan kepemilikan individu, tetapi juga memiliki batasan-batasan yang diatur sesuai dengan syariat islam.
c) negara merupakan salah satu institusi penting dalam perekonomian, salah satu posisi sentral dalam perekonomian, salah satu posisi sentral dalam perekonomian. Negara berperan sebagai pembuat kebijakan dan melakukan fungsi pengawasan agar tidak terjadi distorsi dalam perekonomian. Negara akan campur tangan apabila terjadi distorsi dalam perekonomian.
d) memiliki sitem yang baik bagi pemerataan dalam distribusi pendapatan melalui instrumen zakat, infak, dan sedekah dari kelompok kaya kepada kelompok miskin. Dengan sistem ini pertent angan antar kelas tidak akan terjadi, instrumen yang built in dalam sistem ini merupakan mekanisme distribusi pendapatan yang tidak terdapat pada sistem ekonomi konvensional.
c) setiap individu dalam sistem ekonomi islam akan termotivasi untuk bekerja keras, dalam setiap ajaran agama menganjurkan bekerja sebagai kunci kesuksesan seorang individu. Berbagai praktik ibadah dalam islam memotivasi individu untuk bekerja keras, seperti zakat dan haji merupakan ibadah yang hanya dapat dilakukan oleh kaum berkecukupan.[4]
5. Kelemahan Sistem ekonomi Islam.
Dominasi pemikiran ekonomi konvensional menjadikan ekonomi Islam belum mampu berkembang sebagaimana yang diharapkan. Padahal ekonomi Islam berisi tuntunan dan pedoman ideal yang mampu mengakomodir kebutuhan hidup manusia di dunia maupun di akhirat. Dengan jaminan mayoritas penduduk di negara mustim tentunya akan mampu menerima ekonomi Islam, tetapi perkembangan ekonomi Islam tidak semulus yang diharapkan walaupun bisa dikatakan hal tersebut sebagai fenomena umum sebagai suatu "sistem ekonomi baru" yang mau menanamkan pengaruhnya di tengah masyarakat yang telah lama menerima sistem ekonomi konvensional. Secara global kelemahan system ekonomi Islam dapat dilihat dari beberapa factor sebagai berikut:
a.    Lambatnya perkembangan literatur ekonomi Islam.
b.    Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal
c.    Tiada representasi ideal Negara yang menggunakan system ekonomi Islam
d.    Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi Islam kurang
e.    Pendidikan masyarakat yang materialism's.[5]
D.        Perbandingan Paradigma sistem ekonomi.
Dalam ekonomi syariah, etika agama kuat sekali melandasi hukum-hukumnya. Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber terutama dari ajaran agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi Barat merujuk pada kitab Injil (Bible), dan etika ekonomi Yahudi banyak merujuk pada Taurat. Demikian pula etika ekonomi Islam termuat dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat dalam Al-Qur’an. Namun jika etika agama Kristen-Protestan telah melahirkan semangat (spirit) kapitalisme, maka etika agama Islam tidak mengarah pada Kapitalisme maupun Sosialisme. Jika Kapitalisme menonjolkan sifat individualisme dari manusia, dan Sosialisme pada kolektivisme, maka Islam menekankan empat sifat sekaligus yaitu :
1.             Kesatuan (unity)
Dalam agaman Islam, kehidupan dianggap sebagai suatu kesatuan yang utuh dengan asas saling tolong menolong antar sesama manusia, baik sesama pemeluk agama Islam atau muslim maupun non muslim. Oleh sebab itu, sistem ekonomi syariah terdapat semua aspek eksistensi manusia yang berupaya untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan didasarkan pada konsep hubungan antara tuhan, manusia, dan keduanya.
2.             Keseimbangan (equilibrium).
Alloh tidak menghendaki  seseorang menghabiskan tenaga dan waktunya untuk beribadah dalam arti sempit, akan tetapi juga harus mengusahakan kehidupannya di dunia. Dalam mengusahakan kehidupan didunia ia tidak boleh boros, juga tidak boleh kikir.[6]
Dalam Islam pemenuhan kebutuhan materil dan spiritual benar-benar dijaga keseimbangannya, dan pengaturan oleh negara, meskipun ada, tidak akan bersifat otoriter.
3.             Kebebasan (free will).
Kebebasan ini berarti masyarakat bebas memilih produk dari sistem ekonomi ini namun dengan menyerahkan prosentasi bagi hasil sebagai takdirnya. Islam berbeda dalam hal kekuasaan negara, yang dalam Sosialisme sangat kuat dan menentukan. Kebebasan perorangan yang dinilai tinggi dalam Islam jelas bertentangan dengan ajaran Sosialisme.
4.             Tanggung jawab (responsibility).
Dalam hal ekonomi syariah, sistem ini memiliki tanggung jawab terhadap 2 pihak yaitu manusia dan tuhan.
Sistem ekonomi syariah berbeda dari Kapitalisme, Sosialisme, maupun Negara Kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari Kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. ”Kecelakaanlah bagi setiap … yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung” (Al-Qur’an Al-Humazah, 2). Ajaran Islam yang paling nyata menjunjung tinggi upaya pemerataan untuk mewujudkan keadilan sosial, ”jangan sampai kekayaan hanya beredar dikalangan orang-orang kaya saja diantara kamu” (Al-Qur’an, Al-Hasyr, 7).
Karena sistem ekonomi cenderung berkaitan dengan dunia perbankan, maka perbedaan ini akan kita kaitkan dengan sistem ekonomi konvensional pada perbankan, yaitu sebagai berikut:
1.    Landasan hukum : Landasan hukum sistem ekonomi syariah berdasarkan Al Quran, sunah dan hukum positif. Sedangkan pada sistem konvensional hanya berlandaskan hukum positif.  Yang dimaksud hukum positif adalah kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis maupun tidak tertulis yang sedang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negeri.
2.    Instrumen profit : Instrumen profit dari sistem syariah adalah sistem bagi hasil, sedangkan sistem konvensional berbasis bunga.
3.    Skema produk : Produk-produk sistem syariah berdasarkan pada syariat seperti mudharabah, wadiah, murabahah, dan sebagainya. Sedangkan produk sistem konvensional hanya memperhitungkan masalah bunga.
4.    Perlakuan terhadap dana masyarakat : Pada sistem syariah, dana dari masyarakat dianggap sebagai titipan (investasi) dan akan memperoleh hasil jika diusahakan (dioperasionalkan) terlebih dulu. Pada sistem konvensional, dana masyarakat merupakan simpanan yang wajib diberikan bunga saat jatuh tempo.
5.    Sektor penyaluran dana : Sektor-sektor yang dipilih untuk penyaluran dana pada sistem syariah harus yang halal. Sedangkan pada sistem konvensional tidak memedulikan hal itu apakah halal atau haram.
6.    Organisasi : Dalam organisasi sistem ekonomi syariah harus terdapat Dewan Pengawas Syariat (DPS), sedang sistem konvensional tidak ada.
7.    Perlakuan akuntansi : Perlakuan akuntansi pada sistem syariah menggunakan accrual basis dan cash basis (untuk bagi hasil), sedangkan sistem konvensional hanya memakai accrual basis.[7]


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan.
1.        Sejarah sistem ekonomi islam.
Ada tiga sistem ekonomi yang ada di muka bumi ini yaitu Kapitalis, sosialis dan komunisme. Sistem ekonomi sosialis atau komando hancur dengan bubarnya Uni Soviet. Dengan hancurnya komunisme dan sistem ekonomi sosialis pada awal tahun 90-an membuat sistem kapitalisme disanjung sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang sahih. Tetapi, sistem ekonomi kapitalis membawa akibat negatif dan lebih buruk, karena banyak negara miskin bertambah miskin dan negara kaya yang jumlahnya relatif sedikit semakin kaya. Karena kelemahannya atau kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah yang menyebabkan muncul pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara muslim atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu sistem ekonomi syariah.
2.        Sistem ekonomi islam adalah “sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam, yang keseluruhan nilai tersebut sudah tentun Al-Quran, As-sunah, ijma, dan Qiyas”.
3.        Prinsip-prinsip dasar ekonomi islam.
a.         Prinsip tauhid. Tauhid adalah fondasi keimanan islam.
b.         Prinsip khilafah. Manusia merupakan khalifah Alloh SWT. Dimuka bumi dibekali dengan perangkat, baik jasmani atau rohani.
c.         Prinsip keadlian. Keadilan adalah salah satu misi utama ajaran islam
4.        Kelemahan Sistem ekonomi Islam.
a.    Lambatnya perkembangan literatur ekonomi Islam.
b.    Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal
c.    Tiada representasi ideal Negara yang menggunakan system ekonomi Islam
d.    Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi Islam kurang
e.    Pendidikan masyarakat yang materialism's.
5.          Dalam ekonomi syariah, etika agama kuat sekali melandasi hukum-hukumnya. Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi Barat merujuk pada kitab Injil, etika ekonomi Yahudi banyak merujuk pada Taurat. Dan etika ekonomi Islam termuat dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Jika etika agama Kristen-Protestan telah melahirkan semangat kapitalisme, maka etika agama Islam menekankan empat sifat yaitu : Kesatuan (unity), Keseimbangan (equilibrium), Kebebasan (free will), dan Tanggungjawab (responsibility).
DAFTAR PUSTAKA
§  Nur Rianto Al-arif Muhammad. Pengantar ekonomi Syariah. Bandung: pustaka setia. 2015.
§  Suprayitno Eko, Ekonomi Islam, Yogyakarta: Graha ilmu, 2005
§  Amri Amir.sistem-ekonomi-syariah-1.pdf . diakses pada tanggal 17/09/2017, pada jam 09:46
§  Ahmad Budi P, dkk.Makalah-sistem-ekonomi-islam1.pdf . diakses pada tanggal 17/09/2017, pada jam 09:47
§  https://www.google.com/amp/dosenakuntansi.com/sistem-ekonomi-syariah/amp, diakses pada tanggal 25/9/2017 jam 09.30




[1] Amri Amir.sistem-ekonomi-syariah-1.pdf . diakses pada tanggal 17/09/2017, pada jam 09:46
[2] Ahmad Budi P, dkk.Makalah-sistem-ekonomi-islam1.pdf . diakses pada tanggal 17/09/2017, pada jam 09:47
[3] M.Nur Rianto Al Arif, pengantar ekonomi syariah, Bandung: Pustaka setia...hlm:70-71
[4] M. Nur Rianto Al Arif, pengantar ekonomi syariah, Bandung: Pustaka setia...hlm:72
[6] Eko suprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarta:Graha Ilmu...hlm:5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

artikel MSDM

PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ORGANISASI Oleh: Munfingah Pogram Study Ekonomi Syariah IAINU Kebumen Email : Munfingah.09@gma...