Senin, 27 November 2017

Tafsir Ayat Ahkam Ekonomi "INVESTASI"

MAKALAH
TAFSIR AYAT AHKAM INVESTASI
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah:
Tafsir Ayat - Ayat Ahkam Ekonomi
Dosen Pengampu: Abdul Waid, S.H.I, M.S.I


Disusun Oleh:
Munfingah (16.21054)



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN
 TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tak lupa sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita kezamanyang terang benderang ini.        
            Ucapan terimakasih tak lupa penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam terselesaikannya makalah ini, antara lain:
1. Bapak Abdul Waid selaku dosen tafsir ayat ahkam ekonomi yang telah memberikan penjelasan dan petunjuk terkait dengan tema makalah ini.
2. Kedua orang tua penulis yang telah membantu penulis baik dalam sumbangan secara materi maupun nonmateri.
3. Teman-teman penulis serta pihak – pihak terkait yang ikut membantu dalam pengumpulan buku-buku serta referensi sebagai daftar pustaka.
Sebagai seorang insan yang beriman, kita diwajibkan untuk menuntut ilmu. Walau usia sudah renta bukan  jadi alasan seseorang untuk berhenti mencari dan mengamalkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, makalah ini sebagai hasil upaya keras kami yang telah melakukan pembahasan dan pencermatan berbagai sumber guna mendapatkan pembahasan mengenai hukum dagang. Meskipun tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan dan kekeliruan. Terlepas dari kekurangan itu semoga usaha kami ini dapat memberikan manfaat bagi semua khususnya para mahasiswa IAINU Kebumen dalam proses pembelajaran.


Kebumen 20 November 2017


Penulis

DAFTAR ISI
HalamanJudul...........…………………………………………….………….. 1
Kata Pengantar................................................................................................ 2
Daftar Isi........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang........................................................................................ 4
B.        Rumusan Masalah................................................................................... 4
C.        Tujuan Penulisan..................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A.        Pengertian Investasi................................................................................ 5
B.        Ayat – ayat tentang Investasi.................................................................. 6
C.        Tujuan Investasi...................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13














BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah.
Investasi (menabung) merupakan bagian penting dalam suatu perekonomian. Investasi berarti menunda pemanfaatan harta yang kita miliki saat ini, mengelola dan mengembangkannya merupakan hal yang dianjurkan dalam Al-Qur’an. Secara harfiah mengelola harta itu bisa dilakukan, seperti menyimpan di rumah, mendepositokan di bank, mengembangkannya melalui bisnis, membelikan property ataupun cara-cara lain yang halal dan berpotensi besar dapat menghasilkan keuntungan.
Menabung merupakan bagian dari mempersiapkan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Para pakar keuangan sering kali mengatakan bahwa menabung yaitu mengambil di muka sebesar 10%-20% dari pendapatan. Dalam hal ini dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa uang yang ditabung bukanlah sisa dari konsumsi melainkan penyisihan pendapatan secara khusus guna memenuhi kebutuhan dimasa akan datang serta dalam kondisi keperluan mendesak atau dalam taksasi dana masuk dalam kebutuhan yang disebut biaya tak terduga.
Melaksanakan dan menindak lanjuti perintah Allah swt sebaiknya tidak sekedar dilakukan untuk menggugurkan kewajiban, tetapi benar-benar kita lakukan dengan sebaik mungkin, termasuk dalam mengelola kekayaan yang telah diamanahkan oleh Allah swt kepada kita semua.
B.     Rumusan masalah.
1.      Apa itu investasi?
2.      Apa saja ayat-ayat yang berkaitan dengan investasi?
3.      Apa tujuan investasi?
C.    Tujuan.
1.      Mengetahui pengertian Investasi
2.      Mengetahui ayat – ayat yang berkaitan dengan investasi
3.      Mengetahui tujuan investasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Investasi (menabung).
Investasi yang berarti menunda manfaat harta yang kita miliki pada saat ini, atau berarti menyimpan, mengelola dan mengembangkannya merupakan hal yang dianjurkan dalam Al-Qur’an, salah stunya ialah dengan menabung. Islam sangat menganjurkan seseorang untuk menabung, karena dengan menabung berarti seseorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebagaimana telah dianjurkan oleh Alloh SWT didalam surah at – Taubah (9) : 105. Untuk bekerja dan melakukan usaha ekonomi.
tulisan arab alquran surat at taubah ayat 105Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.[1]
Investasi dalam ekonomi Islam amat berbeda dengan investasi ekonomi non muslim, perbedaan ini terjadi  terutama karena pengusaha Islam tidak menggunakan tingkat bunga dalam menghitung investasi. Dimana harta atau uang  dinilai oleh Allah sebagai Qiyaman[2]
Dalam sistem penghimpunan dana bank syariah, prinsip investasi merupakan satu variabel dari berbagai prinsip lain seperti prinsip modal dan titipan.  Akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah mudharabah  yang tujuannya adalah  kerja sama antara pemilik dana  dan pengelola dana.[3]
B.     Ayat – Ayat Tentang Investasi.
1.      Q. S Yusuf ayat 46 – 48
يُسُفُ اَيُّهَاالصِّدِّيْقُ اَفْتِنَافِيْ سَبْعِ بَقَرَتٍ سِمَانٍ يَّأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَا فٌ وَّسَبْعِ سُنْبُلَتٍ خُضْرٍوَّاُخَرَيَبِسَتٍ لَّعَلِّيْۤ اَرْجِعُ اِلَى النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُوْنَ﴿٤٦﴾ قاَلَ تَزْرَعُوْنَ سَبْعَ سِنِىيْنَ دَاَبًافَمَاحَصَدْتُّمْ فَذَرُوْهُ فِيْ سُنْبُلِهِۤ اِلَّاقَلِيْلًامِّمَّاتَأْكُلُوْنَ﴿٤۷ ثُمَّ يَأْتِيْ مِنْ بَعْدِذَلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌيَّأْكُلْنَ مَاقَدَّمْتُمْ لَهُنَّ اِلَّاقَلِيْلًامِّمَّاتُحْصِنُوْنَ﴿٤۸
46. (setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf Dia berseru): "Yusuf, Hai orang yang Amat dipercaya, Terangkanlah kepada Kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya."
47. Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.
48. kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (untuk memakan selama tujuh tahun sulit, paceklik), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan (sebagai bibit).[4]

v  Tafsir Surat Yusuf
46.– يُوْسُفُ اَيُّهَاالصِّدِّيْ (yusuf, hai orang yang sangat dipercaya,) artinya orang yang sangat jujur.
 –  اَفْتِنَافِيْ سَبْعِ بَقَرَتٍ سِمَانٍ يَّأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَا فٌ وَّسَبْعِ سُنْبُلَتٍ خُضْرٍوَّاُخَرَيَبِسَتٍ لَّعَلِّيْۤ اَرْجِعُ اِلَى النَّاسِ  (terangkanlah kepada kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu) yaitu raja dan pembantu-pembantunya.
لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُوْنَ (agar mereka mengetahui) tawil mimpi itu .
47.            قاَلَ تَزْرَعُوْنَ (yusuf berkata:”supaya kalian betanam) artinya tanamlah oleh kalian.
سَبْعَ سِنِىيْنَ دَاَبًا (tujuh tahun lamanya sebagaimana biasa) yakni secara terus menerus ; hal ini merupakan ta’bir dari pada tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk.
فَمَاحَصَدْتُّمْ فَذَرُوْهُ (maka apa yang kalian panen hendaklah kalian biarkan) biarkanlah apa yang sudah dipanen tersebut.
فِيْ سُنْبُلِهِۤ (dibulirnya). tetap ditangkainya.
اِلَّاقَلِيْلًامِّمَّاتَأْكُلُوْنَ (kecuali sedikit untuk kalian makan) maka boleh untuk kalian menumbuknya.
48. ثُمَّ يَأْتِيْ مِنْ بَعْدِذَلِكَ (kemudian sesudah itu akan datang) artinya, sesudah musim-musim yang subur-subur itu.
سَبْعٌ شِدَادٌ (tujuh tahun yang amat sulit) kekeringan dan masa sulit; hal ini merupakan ta’bir dari pada tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus.
يَّأْكُلْنَ مَاقَدَّمْتُمْ لَهُنَّ  (yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya) akan memakan semua biji-bijian dan hasil panen yang selama tuju tahun yang subur itu, maksud: kalian memakannya selama tuju tahun paceklik itu.
– اِلَّاقَلِيْلًامِّمَّاتُحْصِنُوْنَ (kecuali sedikit dari yang kalian simpan) artinya simpanan yang sedikit itu jadikan sebagai bibit.
Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk tidak mengkonsumsi semua kekayaan yang kita miliki pada saat kita telah mendapatkannya, tetapi hendaknya sebagian kekayaaan yang kita dapatkan itu juga kita tangguhkan pemanfaatannya untuk keperluan yang akan datang. Dengan bahasa lain, ayat ini mengajarkan kepada kita untuk mengelola dan mengembangkan kekayaan (berinfestasi) demi untuk mempersiapkan masa depan.[5]
2.      Q.S Al-Hasyr (59) :18
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
v  Tafsir surah Al-Hasyr 18.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا = Hai orang-orang yang beriman;
(Hanya untuk umat Islam pengikut Nabi Muhammad SAW)
اتَّقُوا اللَّهَ        = bertakwalah kepada Allah
وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ   = dan hendaklah setiap diri memperhatikan
مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ   = apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);
(Hal ini bisa diartikan juga bahwa kita diperintahkan untuk selalu melakukan introspeksi dan perbaikan guna mencapai masa depan yang lebih baik. Melihat masa lalu, yakni untuk dijadikan pelajaran bagi masa depan. Atau juga menjadikan pelajaran masa lalu sebuah investasi besar untuk masa depan).
وَاتَّقُوا اللَّهَ              = dan bertakwalah kepada Allah
إِنَّ اللَّهَ                  = sesungguhnya Allah
خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ     = Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (memberikan pengertian bahwa baik dan buruknya perbuatan kita tidak akan pernah lepas dari pengawasan Sang Khaliq (Allah), kapan pun dan di mana pun).
Dalam mengupas ayat ini, berpedoman kepada tiga kitab tafsir terkemuka, yakni kitab Tafsîrat-Thabariy, Tafsîr Ibnu Katsîr dan Tafsîr al-Qurthubiy. Ayat ini secara eksplisit menyebutkan perintah “bertaqwa” kepada Allah (ittaqûLlâha). Disebutkan dalam Tafsîr ibnu Katsîr bahwa taqwa sendiri diaplikasikan dalam dua hal, menepati aturan Allah dan menjauhkan diri dari laranganNya. Bandingkan dengan penjelasan al-Qurthubiy dalam kitab tafsirnyaAl-Jâmi’ li Ahkâm al-Qurân, yang menyatakan bahwa perintah taqwa (pada rangkaian ayat ini) bermakna: “Bertaqwalah pada semua perintah dan larangannya, dengan cara melaksanakan farâidh-Nya (kewajiban-kewajiban) yang dibebankan oleh Allah kepada diri kita — sebagai orang yang beriman — dan menjauhi ma’âshî-Nya(larangan-larangan) Allah, yang secara keseluruhan harus kita tinggalkan dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Waltanzhur nafsun mâ qaddamatl ighadin. Dan hendaklah seseorang melihat apa yang telah ia perbuat (di masa lalu) untuk hari esok. Dalam Tafsîr at-Thabariy dijabarkan: “Dan hendaklah seseorang melihat apa yang telah diperbuatnya untuk hari Kiamat. Apakah kebajikan yang akan menyelamatkannya, atau kejahatan yang akan menjerumuskannya?
Kata-kata ‘ghad’ sendiri dalam bahasa Arab berarti “besok”. Beberapa mufassir (pakar tafsir) menyatakan dalam beberapa riwayat: Allah “senantiasa mendekatkan hari kiamat hingga menjadikannya seakan terjadi besok, dan ‘besok’ adalah hari kiamat”.
(WattaqûLlâh) Dan bertaqwalah kepada Allah. Kalimat kedua (wattaqûLlâh) sama dengan pernyataan Allah dalam kalimat pertama ayat ini. Perintah bertaqwa disebutkan dua kali sebagai sebuah bentuk penekanan. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya ketaqwaan kita kepada Allah.[6]
3.      Q. S surat Al-Luqman ayat 34
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (34)
                                                “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
v  Tafsir surat Al-luqman 34
ِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ= (Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat) maksud dari ayat ini adalah hanya Alloh yang mengetahui tentang hari kiamat tidak ada selain alloh yang  mengetahui kapan hari itu terjadi bahkan seorang Rosullulloh pun tidak mengetahuinya.
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا= (Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok) Dalam Ayat ini, Allah secara tegas menyatakan bahwa tiada seorang-pun yang dapat mengetahui apa yang akan diperbuat dan diusahakannya, serta peristiwa yang akan terjadi pada esok hari.
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ (Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati). Yakni di negerinyakah atau di negeri lain di antara negeri-negeri yang ada; tiada seorang pun yang mengetahui hal ini. 
Yang disebutkan oleh ayat ini merupakan kunci-kunci kegaiban yang hanya Allah sendirilah yang mengetahuinya. Maka tiada seorang pun yang dapat mengetahuinya kecuali setelah ia diberi tahu oleh Allah Swt. tentangnya. Pengetahuan mengenai saat hari kiamat tiada seorang pun dari kalangan nabi yang diutus atau malaikat yang terdekat mengetahuinya. Dan tiada seorang pun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok di dunianya dan di akhiratnya.[7]
Dalam Ayat ini, Allah secara tegas menyatakan bahwa tiada seorang-pun yang dapat mengetahui apa yang akan diperbuat dan diusahakannya, serta peristiwa yang akan terjadi pada esok hari. Sehingga dengan ajaran tersebut seluruh manusia diperintahkan melakukan investasi (invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam) sebagai bekal dunia dan akhirat. Karena pada dasarnya manusia tidak mengetahui apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, Namun demikian mereka diwajibkan berusaha[8].
C.    Tujuan Investasi.
1.      Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan mendatang. Sesorang uyang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidup dari waktu ke waktu, atau bagaimana berusaha mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan mendatang.
2.      Dengan melakukan investasi dalam pemilihan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau hartanya tidak menurun nilainya karena inflasi.[9]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan.
Ø Investasi yang berarti menunda manfaat harta yang kita miliki pada saat ini, atau berarti menyimpan, mengelola dan mengembangkannya merupakan hal yang dianjurkan dalam Al-Qur’an, salah stunya ialah dengan menabung.
Ø Ayat – Ayat Tentang Investasi.
-       Q. S Yusuf ayat 46 – 48, Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk tidak mengkonsumsi semua kekayaan yang kita miliki pada saat kita telah mendapatkannya, tetapi hendaknya sebagian kekayaaan yang kita dapatkan itu juga kita tangguhkan pemanfaatannya untuk keperluan yang lebih penting. Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk mengelola dan mengembangkan kekayaan (berinfestasi) demi untuk mempersiapkan masa depan.
-       Q.S Al-Hasyr (59) :18, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
-       Q. S surat Al-Luqman ayat 34, Dalam Ayat ini, Allah secara tegas menyatakan bahwa tiada seorang-pun yang dapat mengetahui apa yang akan diperbuat dan diusahakannya, serta peristiwa yang akan terjadi pada esok hari. Sehingga dengan ajaran tersebut seluruh manusia diperintahkan melakukan investasi sebagai bekal dunia dan akhirat.
Ø  Tujuan Investasi.
-       Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan mendatang.
-       Dengan melakukan investasi dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau hartanya tidak menurun nilainya karena inflasi.
DAFTAR PUSTAKA
ü  Amin Suma Muhammad, Tafsir Ayat Ekonomi ( Teks, terjemah dan tafsir), Jakarta : AMZAH.2013.
ü  Metwally, M.M. , Teori dan Model Ekonomi Islam, Bangkit Daya Insana, 1995.
ü  S Burhanuddin. Pasar Modal Syariah, Yogyakarta : UII Press Yogyakarta, 2009
ü  Shihab, M.Quraish,  Wawasan Al - Qur’an : Tafsir Maudhu’i Atas  berbagai Persoalan Umat, Mizan, 1996
ü  Suwiknyo Dwi, (kompilasi tafsir) Ayat – ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR. 2010.
ü  http//:investafiena.blogspot.com/2009/04/urgensi-investasi-dalam-islam.html




[1] Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi ( Teks, terjemah dan tafsir)...hlm.60
[2] M. Quraish Shihab,  Wawasan Al-Qur’an :Tafsir Maudhu’i Atas  Pelbagai Persoalan Umat , (Mizan, 1996), Cet. ke-2, hlm.403
[3] M.M. Mertwally, Teori dan Model Ekonomi Islam, Cet. ke-1,hlm.70-71
[4] Dwi Suwiknyo, (kompilasi tafsir) Ayat – ayat Ekonomi Islam... hlm.177
[5] http://isnaniayuniaa.blogspot.co.id/2015/09/kajian-ayat-dan-hadits-ekonomi.html?m=1
[6] http://myadrees.blogspot.co.id/2014/11/investasi-menabung-dan-pembentukan-bank.html?m=1
[8] http//:investafiena.blogspot.com/2009/04/urgensi-investasi-dalam-islam.html
[9] Burhanuddin S. Pasar Modal Syariah.. hlm.43-44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

artikel MSDM

PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ORGANISASI Oleh: Munfingah Pogram Study Ekonomi Syariah IAINU Kebumen Email : Munfingah.09@gma...